Allah SWT menurunkan pesan-pesan-Nya melalui al-qur’an
kepada manusia, untuk dijadikan pegangan dan pedoman, WAY OF LIFE, agar manusia
sukses dalam menjalani kehidupan di dunia dan bahagia di akhirat. Allah
menurunkan al-qur’an melalui Rasul-Nya, menggunakan bahasanya, al-qur’an
diturunkan dibelahan bumi pilihan Allah, yakni Mekkah Al Muqarramah dan sebagai
umat islam yang juga terpanggil untuk menjalankan pesan-pesan Allah, maka sudah
menjadi kewajiban bagi kita untuk menjadikan al-qur’an sebagai petunjuk dan
pedoman dalam hidup dan kehidupan, yakni memasyarakatkan isi, bacaan dan
mengamalkan al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
“
Alif Laam Raa ….. ( ini adalah ) Kitab yang kami turunkan kepadamu (Muhammad)
supaya kamu mengeluarkan manusia dari kegerlapan kepada cahaya terang benderang
dengan izin Tuhan, (Yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha
terpuji ”. (QS;Ibrahim ayat; 1)
Dari ayat yang di atas, jelaslah bahwa fungsi
al-qur’an adalah untuk membebaskan manusia pada ayat ini Allah menyebutkan
kegelapan dengan menggunakan jamak Mu’annas salim dari isim mufrad artinya
kegelapan-kegelapan. Mengandung bahwa kegelapan di dunia ini banyak macam raga
dan bentuk. Hal ini juga ditegaskan dalam beberapa tafsir, baik itu ( At-Tabari
), (Jalalain), ( Ibnu Katsir ), maupun (Al-Kurtubi ) disebutkan bahwa itu
tafsirnya , kekafiran, kesesatan dan kebodohan. Sementara dalam ayat ini
menggunakan isim mufrad, tidak menggunakan bentuk jamak. itu menunjukkan bahwa
cahaya itu satu, yakni cahaya iman, petunjuk dan hidayah Allah SWT.
Pada saat Nabi Muhammad yang begitu semangatnya
mempelajari al-qur’an hingga ketika Jibril belum selesai menuntun, beliau sudah
menirukannya. Allah melarang Nabi Muhammad, menirukan bacaan Jibril kalimat
demi kalimat, sebelum Jibril membacakannya sampai selesai. Hal ini dilakukan
agar Nabi Muhammad benar-benar paham dan hafal terhadap ayat yang diturunkan.
Artinya tanamkanlah kegemaran membaca al-qur’an, pelajarilah secara bertahap
dan siapapun yang ingin belajar al-qur’an haruslah ada pembimbingnya, agar
ketika salah membacanya ada yang mengoreksinya.
16. janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.
20. sekali-kali janganlah demikian. sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia,
21. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.(QS;Al-Qiyamah : 16-21)
17. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
18. apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.
19. Kemudian, Sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.
20. sekali-kali janganlah demikian. sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia,
21. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.(QS;Al-Qiyamah : 16-21)
Pada ayat ini juga Allah memerintahkan dengan Fi’il
Amar maka iktuilah bacaan itu artinya, setelah gemar membaca dan mengamalkannya
al-qur’an kita tidak hanya tinggal diam. Kita disuruh mengikuti al-qur’an,
mengikuti amalan syariat dan hokum-hukumnya, sesuai dengan kapasitas diri
masing-masing. Pelestarian dan pengaktualisasian nilai-nilai al-qur’an dalam
kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Dengan kecintaan membaca ayat-ayat
al-qur’an , merupakan tanda akan lahir suatu motivasi untuk mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kecintaan terhadap al-qur’an tidak lahir dengan
spontanitas, disamping upaya yang sungguh-sungguh dari diri sendiri, keluarga
dan para ulama dalam meningkatkan tulis baca al-qur’an, namun yang tidak kala
pentingnya adalah faktor apresiasi pemerintah. Jikalau kita seorang pejabat,
tiada salahnya membuat peraturan daerah yang berhubungan dengan al-qur’an,
misalnya setiap anak yang melanjutkan ke tingkat SLTP dan SLTA hendaknya
memiliki sertifikat tulis baca al-qur’an. Dengan demikian, TPA-TPA yang ada
disekitar kita tidak akan sepi seperti sekarang ini. Kita bangga karena
didaerah kita telah banyak berdiri mensjid-mesjid, telah banyak berdiri
surau-surau, TPA-TPA yang telah banyak dicetak qari dan qari’ah,
Oleh karena itu, marilah kita galakkan membaca
Al-Qur’an. Marilah, bersama-sama kita pelajari dan mengamalkan isi Al-Qur’an
dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana layaknya Rasul diberi gelar Al-Qur’an
yang berjalan. Dengan demikian akan tercapailah masyarakat yang dicita-citakan
yaitu BALDHATUN TAYYIBATUN WARABBUN GHAFUR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar